Pada
umumnya sehabis tidur nyenyak semalaman, tubuh akan terasa segar
kembali. Rasa lesu dan capek pun hilang. Sebaliknya, kalau saat bangun
tidur kepala malah terasa pusing atau berputar (sehingga mengakibatkan
tubuh sempoyongan saat kita mencoba berjalan), lalu dibarengi pula rasa
mual, jangan jangan ada yang kurang beres di bagian kepala kita.
Gejala sempoyongan biasanya dihubungkan dengan gangguan pada sistem keseimbangan yang sering terjadi disebut vertigo.
Selain karena gangguan pada organ telinga, vertigo bisa juga muncul karena gangguan pada mata atau leher. Misalnya, ukuran lensa antara mata kiri dan kanan berbeda jauh, atau terjadi gangguan pada sumbu mata sehingga penglihatan menjadi rangkap.
Penderitaan karena vertigo pada umumnya tidak seberat itu, kecuali kalau penyebabnya serius, seperti awal stroke atau tumor. Namun, begitu diketahui penyebabnya, dengan obat tertentu gejala mudah dihilangkan.
Penyebab vertigo terbanyak karena adanya gangguan pada leher. Misalnya, tulang dan otot berfungsi sebagai struktur penyangga atau pendukung leher. Maka pengapuran pada tulang leher mudah menimbulkan ketegangan pada otot leher yang pada gilirannya akan memunculkan gejala vertigo.
Kasus vertigo karena gangguan leher, selain diatasi dengan obat, juga dengan fisioterapi berupa latihan relaksasi untuk daerah leher. Kalau perlu dilakukan traksi (otot-otot yang kaku ditarik) agar ruas yang menyempit bisa dipulihkan.
Bagaimana dengan timbulnya vertigo yang melibatkan organ otak sentral? Selain akibat cedera atau memar pada kepala belakang, ini bisa terjadi karena suplai darah ke otak berkurang atau tidak lancar. Bila aliran darah ke otak kecil kurang dari 50 ml/detik, maka seseorang akan mengalami vertigo, yang apabila tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan stroke.
Gejala sempoyongan biasanya dihubungkan dengan gangguan pada sistem keseimbangan yang sering terjadi disebut vertigo.
Selain karena gangguan pada organ telinga, vertigo bisa juga muncul karena gangguan pada mata atau leher. Misalnya, ukuran lensa antara mata kiri dan kanan berbeda jauh, atau terjadi gangguan pada sumbu mata sehingga penglihatan menjadi rangkap.
Penderitaan karena vertigo pada umumnya tidak seberat itu, kecuali kalau penyebabnya serius, seperti awal stroke atau tumor. Namun, begitu diketahui penyebabnya, dengan obat tertentu gejala mudah dihilangkan.
Penyebab vertigo terbanyak karena adanya gangguan pada leher. Misalnya, tulang dan otot berfungsi sebagai struktur penyangga atau pendukung leher. Maka pengapuran pada tulang leher mudah menimbulkan ketegangan pada otot leher yang pada gilirannya akan memunculkan gejala vertigo.
Kasus vertigo karena gangguan leher, selain diatasi dengan obat, juga dengan fisioterapi berupa latihan relaksasi untuk daerah leher. Kalau perlu dilakukan traksi (otot-otot yang kaku ditarik) agar ruas yang menyempit bisa dipulihkan.
Bagaimana dengan timbulnya vertigo yang melibatkan organ otak sentral? Selain akibat cedera atau memar pada kepala belakang, ini bisa terjadi karena suplai darah ke otak berkurang atau tidak lancar. Bila aliran darah ke otak kecil kurang dari 50 ml/detik, maka seseorang akan mengalami vertigo, yang apabila tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan stroke.
Penting dicatat, bila kita berkali-kali merasakan sempoyongan, jelaskan secara rinci kepada dokter bagaimana riwayat pusing kita itu. Dengan demikian dokter dapat menggolongkan, vertigo kita termasuk berat atau ringan. Kasus ringan (walaupun gejalanya belum tentu ringan) kebanyakan tidak menimbulkan kerusakan pada organ tubuh. Ambil contoh vertigo karena stres.
Penderita bisa saja mengalami gejala kepala berputar tujuh keliling sampai muntah-muntah. Namun begitu stres dapat dihilangkan, gejala akan sirna.
sumber : VIVA news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar