Jumat, 02 November 2012

PERUT KENCANG SETELAH MELAHIRKAN

Pada masa kehamilan otot-otot luar pada perut meregang untuk menyesuaikan dan memberi ruang pada rahim yang kian membesar seiring dengan usia kandungan di dalam perut. Setelah melahirkan, otot-otot ini tidak bisa kembali seperti sedia kala tanpa adanya treatment dan latihan-latihan khusus untuk mengencangkan perut setelah melahirkan karena biasanya olah raga perut akan semakin memperburuk keadaan.

Olahraga perut yang sering dilakukan terhubung dengan otot-otot luar yang bisa semakin terjadi peregangan pada otot tersebut. Sehingga dalam proses pengencangan perut setelah melahirkan hendaknya hanya terfokus pada otot perut dalam. Hal ini selain bisa menjaga perut tetap dalam keadaan mengempis juga bisa menghindari sakit pada punggung.

Proses pengencangan perut setelah melahirkan ini bisa dilakukan pada setiap aktivitas yang biasa dilakukan. Karena caranya sangat sederhana dan tidak memerlukan alat.

Untuk posisi berdiri, anda bisa berdiri dengan sikap tegak sehingga perut tertarik dan mengencang. Hal ini bisa dilakukan saat menggendong bayi. Kebanyakan para ibu menggendong bayi mereka hanya pada salah satu sisi tubuh, untuk melakukan pengencangan perut, anda bisa menggendong bayi anda di depan tubuh anda dengan menggunakan kedua tangan anda. Dengan begitu, Anda akan berusaha untuk berdiri tegak dan perut tertarik ke belakang sehingga mengencang.

Bila anda dalam posisi duduk, anda tetap bisa melakukan latihan pengencangan perut setelah melahirkan. Caranya hampir sama dengan saat anda pada posisi berdiri. Upayakan badan anda tegak dan perut dalam posisi mengempis sehingga otot perut tertarik, ini dapat membuat perut anda mengencang dan nampak rata.

Cara ini tentu tidak sulit anda lakukan karena bisa anda dilakukan seraya melakukan aktivitas lainnya. Meski cara ini tidak akan bekerja cepat pada perut anda yang meregang, namun bisa sangat membantu anda tanpa kerepotan harus meninggalkan aktivitas anda.

Sumber : KW ~

MENGATASI ASMA

SESAK yang sering dikeluhkan pengidap asma memang menjengkelkan. Apalagi jika kekambuhannya lebih dari 1 atau 2 kali dalam seminggu. Asma dapat mengganggu kinerja dan aktivitas seseorang sehingga terasa menjengkelkan bagi penderitanya.

Penyakit ini bahkan dikatakan sebagai biang kerok utama atas ketidakhadiran di tempat kerja dan di sekolah. Selain mengganggu aktivitas, asma juga tidak dapat disembuhkan, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Namun bila penyakit ini dikendalikan, kematian dapat dicegah dan gejalanya pun tidak sering muncul. Untuk mengetahui bagaimana cara mengontrol penyakit asma, penderita perlu mengenal asma terlebih dahulu.

Asma adalah penyakit peradangan saluran nafas kronik akibat terjadinya peningkatan kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan.

Pada penderita yang peka, hal ini akan menyebabkan munculnya serangan batuk, bunyi mengi, banyak dahak, sesak nafas, dan rasa tidak enak di dada terutama pada malam hari atau menjelang pagi. Belum diketahui secara pasti mengapa pada sebagian orang saluran nafasnya meradang dan pada sebagian lain normal.

Tetapi kejadian tersebut biasanya ditemukan pada keluarga atopik (keluarga alergi) yang dapat mewariskan sifat alergi ini kepada turunannya.

Kelainan utama penyakit asma adalah peradangan saluran nafas, sehingga pengelolaannya bukan ditujukan untuk menghilangkan sesak nafas semata, tetapi juga berbagai tujuan berikut yaitu, agar penderita dapat melakukan latihan jasmani termasuk lari dan olah raga lain, mempunyai fungsi paru mendekati normal dan gejala asmanya menghilang atau minimal.

Tujuan lain adalah agar serangan asma minimal, pemakaian obat untuk serangan sesak berkurang, dan tidak ditemukan efek samping obat.

Dalam panduan GINA (Global Initiative for Asthma) 2002 yang dibuat oleh National Heart, Lung and Blood Institute & World Health Organization (NHBLI/WHO), menyebutkan untuk mewujudkan tujuan tersebut, dokter maupun penderita asma dianjurkan untuk mempelajari, memahami, dan mengerjakan apa yang disebut “tujuh jurus ampuh untuk mengatasi penyakit asma”.

1. Pepatah mengatakan, “tak kenal maka tak sayang”.
Ibarat sepasang muda-mudi yang baru pertama berjumpa, tak kan mau menyayangi dan mengorbankan diri, sebelum mengenal lebih jauh pasangannya. Demikian pula dengan penderita asma. Pengenalan tentang seluk beluk asma, bagaimana pengobatan serta pencegahan yang benar, akan membuat penderita dan keluarganya mengerti sehingga termotivasi untuk berusaha kuat mengatasi penyakitnya. Karena itu edukasi menjadi faktor kunci dalam pengobatan asma.

2. Mengetahui obat-obat asma, baik kegunaan maupun efek sampingnya.
Terdapat dua jenis obat asma yaitu, obat-obat kerja cepat untuk mengatasi dengan segera serangan sesak nafas (reliver), dan obat-obat pencegahan jangka lama, untuk mengatasi peradangan saluran nafas (preventer/controller). Yang termasuk obat reliver adalah obat-obat bronkodilator kerja cepat seperti, salbuterol Albuterol, metaproterenol, terbutaline, dan procaterol. Selain itu, obat golongan anti cholinergik, teofilin kerja cepat, suntikan adrenalin atau epinefrin juga dapat dijadikan pilihan.

Penelitian para ahli belakangan ini menyebutkan bahwa peradangan yang kronik dapat merubah struktur dinding saluran nafas, sehingga menyebabkan remodelling pada dinding saluran nafas. Karena itu, pengobatan pencegahan jangka lama sangat dianjurkan. Obat pencegahan jangka lama yang dapat dipakai adalah kortikosteroid, cromoglycate, nedcromil, agonis B2 kerja lama, teofilin lepas lambat, dan leukotrien. Dari semua jenis obat yang tersedia, pemakaian obat inhalasi lebih diutamakan mengingat efeknya yang cepat, dosis yang kecil dan efek samping yang minimal meskipun diberikan dalam jangka panjang.

3.  Mengobati atau mengelola penyakit asma.
Pengobatan tidak hanya dilakukan ketika serangan asma sedang berlangsung, tetapi juga saat tidak dalam serangan. Pengelolaan asma saat tidak dalam serangan dilakukan melalui pengobatan pencegahan dan latihan olah raga terpimpin. Penderita asma dengan tipe intermiten (sangat ringan) yang kekambuhannya dalam 1 minggu kurang dari 1 atau 2 kali, tidak memerlukan pengobatan pencegahan. Namun, penderita asma dengan tipe persisten ringan, persisten sedang dan persisten berat, harus mendapatkan terapi pencegahan secara bertahap disesuaikan dengan klasifikasinya.

Untuk memudahkan penanganan, penderita yang sedang mengalami serangan asma, dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu penderita dengan serangan asma ringan, serangan sedang dan serangan berat. Salah satu tanda untuk melihat pembagian berat ringannya serangan adalah dengan melihat cara berbicara. Bila ketika berbicara penderita masih dapat menyelesaikan kalimat, klasifikasi yang diberikan adalah serangan asma ringan. Saat penderita berbicara dengan suara terputus-putus, maka penderita digolongkan dalam serangan asma sedang. Tetapi jika penderita sudah mengalami kesulitan bicara karena sesak, penderita masuk dalam kelompok serangan asma berat. Penderita yang mengalami serangan ringan dapat diobati sendiri di rumah. Namun penderita yang mendapatkan serangan sedang dan berat harus ditangani di rumah sakit.

4. Mempelajari dan memahami faktor-faktor pencetus serangan asma (allergen), dan mengetahui cara mengendalikannya.
Faktor-faktor pencetus ini dapat berbeda antara penderita yang satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang sering dikatakan sebagai pemicu di antaranya adalah faktor alergen, emosi atau stres, infeksi, zat makanan, zat kimia, faktor fisik seperti perubahan cuaca, kegiatan jasmani, dan obat-obatan.

Kerja faktor pencetus ini pun berbeda, ada faktor pencetus yang bisa mengakibatkan penyempitan saluran nafas (bronchospasme), seperti emosi, udara dingin, latihan, dan lain-lain. Ada pula faktor pencetus yang terutama menyebabkan peradangan seperti infeksi saluran pernafasan akut, alergen, zat kimia, dan asap rokok.

Sebagian besar serangan asma dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetus tersebut. Penderita yang gemar menghindar atau merubah perilaku untuk menjauhi factor pemicu, akan dengan mudah mencapai tujuan pengobatan asma. Sebaliknya, penderita yang “cuek” tak pernah berpantang dengan faktor pemicu akan sulit memperoleh kemajuan dalam pengobatan.

5. Membuat rencana emergensi (Action Plan).
Action plan terutama diperlukan ketika serangan asma akan kambuh, dan penderita membutuhkan pertolongan secepatnya. Penanganan dengan cepat dan tepat dapat dilakukan bila penderita dan keluarganya membuat rencana emergensi secara tertulis bersama dokter, dan mengetahui kapan penyakit asmanya mulai tidak terkendali. Namun, bila penderita tidak mempunyai action plan, pengelolaan yang diberikan akan memakan waktu lebih lama, bahkan dapat terjadi underdiagnosa atau overdiagnosa sehingga merugikan penderita.

Tidak terkendalinya asma mulai tampak manakala penderita dan keluarganya menemukan keadaan-keadaan sebagai berikut : gejala asma semakin bertambah, pemakaian obat bronkodilator kian sering, gejala asmanya tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan bronkodilator, dan bila mempunyai alat Peak flow meter, alat tersebut akan menunjukan penurunan arus puncak ekspirasi (APE) serta kenaikan variability. Sewaktu keadaan-keadaan tersebut muncul, tindakan harus segera diambil agar penyakit kembali terkendali.

6. Rehabilitasi dan peningkatan kebugaran jasmani dengan olah raga atau latihan jasmani terpimpin.
Penderita asma sering mengalami sesak sehingga sebagian otot-otot pernafasan kerap digunakan, sementara sebagian otot yang lain tidak. Otot-otot pernafasan yang banyak digunakan akan membesar dan yang jarang digunakan akan melemah. Akibatnya, efisiensi dan koordinasi pernafasan menjadi kurang baik, fungsi paru serta pertahanan paru pun menurun. Selain itu penderita asma juga terkadang mengalami keterbatasan fisik atau membatasi pekerjaan fisik karena takut sesak, sehingga kebugaran jasmaninya berkurang. Dengan melakukan latihan jasmani secara teratur yang terpimpin, otot pernafasan akan kembali berfungsi normal, kenaikan kapasitas vital paru meningkat dan kebugaran jasmani pun menjadi lebih baik.

7. memonitor dan mengikuti perkembangan (follow up) penyakit penderita asma secara teratur.
Hingga kini penyakit asma belum dapat disembuhkan, dan gejala asmanya sering bervariasi. Karena itu pengobatan harus dilakukan seumur hidup dan dimonitor serta diiikuti perkembangannya terus menerus. Hal ini diperlukan untuk melihat cocok tidaknya obat yang diberikan dalam mengendalikan asma. Dokter akan mengevaluasi apakah obat perlu ditambah, dikurangi atau dihentikan. Bila keadaan dan kebugaran jasmani penderita memang telah membaik, pengobatan dapat dihentikan.

Mengingat keadaan sosial ekonomi di Indonesia yang cukup beragam, para dokter diharapkan dapat mengadaptasi pengelolaan asma sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Tetapi yang terpenting prinsip dasar pengobatan harus tetap sama. Penderita dianjurkan agar proaktif dan semangat dalam mengatasi penyakitnya, serta tetap bekerjasama dengan dokter agar tujuan pengobatan asma dapat terwujud. Satu hal yang perlu diingat oleh penderita asma demi tercapainya tujuan tersebut, jangan biarkan asma mengendalikan Anda, tetapi Anda yang harus mengendalikan asma .

Sumber : KW~

CARA ALAMI MENANGANI BATUK PILEK PADA ANAK"

Batuk dan pilek hal yang umum dan sering dialami oleh anak-anak. Menurut ilmu Naturopathy, batuk dan pilek tidak selalu reaksi negatif tubuh, bahkan itu merupakan bagian dari reaksi positif tubuh untuk mengeluarkan kelebihan racun yang menumpuk pada saluran pernapasan yang kerap terjadi. 

Produksi lendir/dahak(slem) ketika kita mengalami batuk dan pilek merupaka proses positif tubuh dalam membuang racun, walaupun prosesnya selalu tidak nyaman. 

Tugas kita adalah membantu proses tubuh agar ketidaknyamanan itu tidak berlangsung terlalu lama. Apabila gejala ini diatasi dengan baik dan benar, batuk dan pilek akan dengan cepat sembuh.

Cara penanganan batuk dan pilek pada anak:
  1. Usahakan minum air putih hangat sesering mungkin, ini akan membantu proses pengeluaran slem lebih cepat.
  2. Berikan jus jeruk dan madu dengan royal jelly dua kali dalam sehari, pagi kala perut masih kosong dan malam sebelum tidur.
  3. Ajari anak menghirup uap air panas yang dicampur beberapa ramuan herbal pagi dan sore hari selama 10-15 menit atau semampunya (cara membuatnya didihkan 1 liter air, lalu campurkan satu ruas jari potongan jahe, sejumput cengkeh, satu sendok makan garam dan sedikit mint kalau ada). Uap air inilah yang dipakai sebagai obat inhalasi untuk melonggarkan saluran nafas dan mengeluarkan slem.
  4. Kompres hangat sekitar hidung, kening, muka dan bagian dada. Gunakan handuk kecil yang dicelupkan ke air panas, lalu diperas dan ditempelkan selama 30 menit sampai 1 jam.
  5. Pijat bagian muka terutama sekitar mata dan kening dengan baby oil. Pijat juga bagian badan dan punggung belakang dengan minyak hangat.
  6. Buatlah obat batuk dengan ramuan alami sendiri, caranya: didihkan 4 gelas air, lalu campurkan 1 ibu jari jahe, 1 ibu jari laos, 1 ibu jari kayu manis, 2 batang serai, semua diiris-iris, lalu tambahkan 6 lembar daun sirih yang dipotong-potong dan sejemput cengkeh. Biarkan hingga sisa air tinggal 2 gelas lalu minumkan masing-masing dipagi dan sore hari ditambah dengan 2 sendok makan madu
  7. Ketika anak tidak punya selera makan berikan air madu hangat sesering mungkin ditambah dengan jus buah-buahan secukupnya.
Sumber dari buku 'Tubuh Anda adalah Dokter yang Terbaik' pengarang DR. Husen A. Bajry, M.D., Ph.D

SEHAT MESKIPUN MAKAN DAGING

Daging seringkali dikaitkan dengan lemak, kolesterol, dan kegemukan, bahkan daging dapat mengundang berbagai penyakit. Akibatnya, kini daging merah dianggap sebagai bahan makanan yang patut dijauhi. Namun, apakah karena hal seperti itu membuat kita harus menghindari konsumsi daging? Menghindari konsumsi daging sebenarnya bukanlah tindakan yang bijak, kecuali bagi penganut vegetarian. Daging merah merupakan sumber protein yang baik dan kaya akan mineral penting untuk tubuh, seperti zat besi, seng, mangan, serta vitamin-vitamin B seperti tiamin, riboflavin, dan niasin. Untuk menghindari lemak yang berlebih, kita dapat saja memilih daging yang mengandung sedikit lemak.

Benarkah persepsi yang menyatakan bahwa lemak daging kambing itu lebih tinggi dibandingkan dengan daging lainnya?

Diduga daging kambing yang selama ini dikenal sebagai pemicu terjadinya hipertensi, ternyata memiliki kandungan lemak dan kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan daging ternak lainnya.

Dalam 100 gram daging kambing terkandung 154 kalori, 9,2 mg lemak, dan 3,6 mg lemak jenuh.
Sedangkan dalam 100 gram daging sapi terdapat 207 kalori, 14 mg lemak, dan 51 mg lemak jenuh.
Pada daging ayam terdapat 302 kalori, 25 mg lemak, dan 0,9 mg lemak jenuh.

Berdasarkan data tersebut, daging kambing dianggap sebagai daging yang cukup baik untuk dikonsumsi dan cocok sebagai pilihan bagi orang yang sedang melakukan diet karena derajat keasamannya mendekati dengan PH tubuh manusia sehingga tubuh kita akan mudah untuk menyesuaikan diri.
Kita dapat mengonsumsi daging dengan meminimalkan risiko bertambahnya berat badan atau meningkatnya kolesterol, dengan cara sebagai berikut:

1. Jika kita membeli daging impor di supermarket. sebaiknya lakukan pengecekan pada label atau tanyakan kepada si penjual, kelas berapa daging yang akan kita beli. Label "Selec C" atau label "Good" menunjukkan daging yang paling rendah lemaknya. Label "Choice" mengandung sedikit lebih tinggi lemak, dan label "Prime" adalah daging yang lemaknya paling tinggi.

2. Membatasi jumlah konsumsi daging sosis khususnya dari daging sapi.

3. Memisahkan lemak dari daging sebelum memasaknya.

4. Daging yang dipanggang ternyata lebih baik dibandingkan daging yang digoreng.

5. Membatasi setiap porsi makanan dengan daging yang beratnya 3-5 ons saja.

6. Menghindari makan lebih dari 5-7 porsi daging setiap minggunya.

Sumber : KW ~

JANGAN SEPELEKAN VERTIGO


Pada umumnya sehabis tidur nyenyak semalaman, tubuh akan terasa segar kembali. Rasa lesu dan capek pun hilang. Sebaliknya, kalau saat bangun tidur kepala malah terasa pusing atau berputar (sehingga mengakibatkan tubuh sempoyongan saat kita mencoba berjalan), lalu dibarengi pula rasa mual, jangan jangan ada yang kurang beres di bagian kepala kita.

Gejala sempoyongan biasanya dihubungkan dengan gangguan pada sistem keseimbangan yang sering terjadi disebut vertigo.

Selain karena gangguan pada organ telinga, vertigo bisa juga muncul karena gangguan pada mata atau leher. Misalnya, ukuran lensa antara mata kiri dan kanan berbeda jauh, atau terjadi gangguan pada sumbu mata sehingga penglihatan menjadi rangkap.

Penderitaan karena vertigo pada umumnya tidak seberat itu, kecuali kalau penyebabnya serius, seperti awal stroke atau tumor. Namun, begitu diketahui penyebabnya, dengan obat tertentu gejala mudah dihilangkan.

Penyebab vertigo terbanyak karena adanya gangguan pada leher. Misalnya, tulang dan otot berfungsi sebagai struktur penyangga atau pendukung leher. Maka pengapuran pada tulang leher mudah menimbulkan ketegangan pada otot leher yang pada gilirannya akan memunculkan gejala vertigo.

Kasus vertigo karena gangguan leher, selain diatasi dengan obat, juga dengan fisioterapi berupa latihan relaksasi untuk daerah leher. Kalau perlu dilakukan traksi (otot-otot yang kaku ditarik) agar ruas yang menyempit bisa dipulihkan.

Bagaimana dengan timbulnya vertigo yang melibatkan organ otak sentral? Selain akibat cedera atau memar pada kepala belakang, ini bisa terjadi karena suplai darah ke otak berkurang atau tidak lancar. Bila aliran darah ke otak kecil kurang dari 50 ml/detik, maka seseorang akan mengalami vertigo, yang apabila tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan stroke.
Padahal pemeriksaan dengan alat canggih MRI (magnetic resonance imaging) akan mengungkap jelas apakah penderita benar mengalami gangguan pada pembuluh darah otak. Dengan obat pelancar aliran darah gangguan akan segera teratasi, sambil terus dipantau apakah gangguan kambuh kembali.

Penting dicatat, bila kita berkali-kali merasakan sempoyongan, jelaskan secara rinci kepada dokter bagaimana riwayat pusing kita itu. Dengan demikian dokter dapat menggolongkan, vertigo kita termasuk berat atau ringan. Kasus ringan (walaupun gejalanya belum tentu ringan) kebanyakan tidak menimbulkan kerusakan pada organ tubuh. Ambil contoh vertigo karena stres.

Penderita bisa saja mengalami gejala kepala berputar tujuh keliling sampai muntah-muntah. Namun begitu stres dapat dihilangkan, gejala akan sirna.

sumber : VIVA news

Delapan Hal Seksi tentang Wanita yang Menarik Perhatian Pria

Kaum pria adalah jenis manusia yang tertarik dengan penampilan luar. Berikut ini adalah delapan hal seksi dari wanita menurut penulis


1. Mata

Lupakan maskara, make-up mata yang tebal, bulu mata panjang, atau mencabut alis. Saya murni berbicara tentang mata dan kecantikan alami di dalamnya. Pandangan penuh kepercayaan diri dan menawan dari wanita akan membuat pria bertekuk lutut.
 
2. Bintik wajah
Banyak wanita ingin menyembunyikan bintik ini, dan saya tidak tahu kenapa. Bintik adalah sesuatu yang benar-benar menarik. Itu seperti tato alami, bukan?

3. Bahu telanjang

Bahkan saat masih di sekolah, kami para pria akan terpesona jika melihat bahu para wanita meskipun hanya sekilas. Hal yang tidak pernah berubah. Itu adalah bagian tubuh yang super seksi dari wanita.

4. Kepercayaan diri
Ini salah satu hal sangat penting. Semakin wanita percaya pada diri dan tubuh mereka, pria semakin tertarik. Jadi berhentilah memusingkan penampilan Anda dan nyamanlah dengan diri sendiri.
 

5. Bibir  
bibir memang salah satu bagian tubuh yang seksi dari wanita. Bibir adalah bagian tubuh yang digunakan untuk berciuman!

6. Selera humor
Wanita? Lucu? Ya, mereka memang lucu. Wanita suka pria yang bisa membuat mereka tertawa, jadi kenapa hal sama tidak berlaku untuk kita?  lucu juga menambah nilai positif pada kepribadian  dan meningkatkan daya tarik .


7. Lekuk tubuh
Lekuk tubuh wanita adalah hal yang sangat seksi. Di mana letak keindahan pinggang kalau Anda sangat kurus?


8. Senyum
Bibir bisa membuat wanita terlihat seksi, begitu juga dengan senyuman. Mulai dari senyum kecil hingga senyum lebar, yang memperlihatkan gigi indah. Senyuman memiliki efek yang lebih besar dari yang disadari para wanita.


sumber : The_Stir !